Jumat, 09 Desember 2011

BERBOHONG DEMI MEMENUHI JANJI

Saat di mana saya sedang bersantai-santai di dlm kelas tiba-tiba saya mendengar gosib yang beredar bahwa org tua teman kami ingin berangkat ke tanah suci awalnya sya menggapi nya dengan santai namun krna saya telah berjanji akan hadir di acara org tua beliau sehingga sya dan kedu teman saya (anjas dan rifky) berangkat sepulang sekolah kami ber tiga melaukan perjlnan…

Teman sya anjas terpaksa berbohong kepada org tuanya agar di izinkan pergi dan saya pun begitu, kami berangkat dengan sebuah kebohongan agar janji kami dapat kami tepati..
Di perjln kami selalu mendapat berbagai macam kendala ,saat kami hampir jatuh di krnakan kami menginjak lobang yg berada di tengah jln, begitupun dengan tikungan kami yang tidak sempurna sehingga kami melebar dan mengambil jalur salah untung sja saat itu kendaraan sepi..

Perjalanan kami memakan waktu yang lama dan menguras tenaga, setibanya di pertengahan jalan kami singgah di SPBU untuk mengisi bensin dan kami melanjutkan perjlnan kembali, hingga kami tiba di salah satu pertigaan penunjuk arah kami rifky pun bigung dan sudah lupa” dengan arah tujuan kami,, namun seperti kata pepata “malu bertanya sesat di jalan” krna kami tdk ingin tersesat jadi kami bertanya kepada anak” di sekitar dan dia menunjuk arah timur dan kami pun berterima kasih dan melanjutkan perjlnan..

Tibalah kami di sebuah perdesaan yang jln-nya penuh dengan lubang..
Kami mengendarai sepeda motor tapi seprtinya kami sedang menunggangi seekor kuda di krnakan jln yang begitu berlubang..

Hari semakin larut dan kami pun belum tiba di tujuan akhirnya saya dan temn sya anjas membuat dokumentasi perjln kami dengan sebuah video HP namun terjadi kesalahan saya tak menyimpan hasil rekaman itu sehingga hasil dokumentasi kami sia-sia….

Tibalah kita di sebuah desa yg bernama LAMBANDIA di lambandia kami mencari rumahnya pak firman yg menurut sya dan anjas adalah rumahnya teman kami yg sedang melgsungkan acara (ira) … nmaun ternyata kami slah
firman adalah nama org tua dari temn kelas kami yang bersal dari lambandia yaitu firda…

Setibanya kami di rumah firda kami di beri makan.. krna hari semakin larut dan kami tdk boleh bermlm saya dan anjas bergegas mencari rumah pak firman (saat itu kami blm tau bahwa pak firman adalah ayah dari firda kami masih beranggapan bahwa pak firman adalah ayah dari ira) kami berjln sekitar 20 km kami tak lupa singgah untuk bertanya tentang pak firman yang ingin menaikan istinya ke tanah suci namun tak ada yang mengetahui tentang hal itu..

Kami pun memasuki desa baru entah apa nma desa itu kami bertanya kepada lurah desa tersebuat namun mereka memberi jawban yang menurut kami kurang jelans.. kami pun melanjutkan perjlnan kami.. tibanya kami di pertigaan kami bertemu dengan seorg nenek yang menunjukan rumah pak firman, kami bergegas menuju rumah tersebuat dan kami bertanya kepada seorang gadis yang mempunyai kulit hitam “mana rumahnya pak firman” dan dia menjawab “pak firman adalah bapakku”  sya dan anjas saling bertatapan dgn ekspresi yang aneh dan berfikir apa betul ini ade dari ira dan untuk memastikannya kami bertanya lagi “km punya kk yang namanya ira” dia menjawab “ tdk ada” tampa buang-buang waktu kami pun langsung plg ke rumah firda. Setelah kami menceritakan kejadian tadi mereka menertawai kami berdua kami heran knpa mereka menertawai kami.
Ternyata alasannya rumah pak firman adalah rumah firda bukan rumah ira.

Mlm telah datang kami pun melanjutkan perjlnan ke rumah ira kami di pandu oleh tetangga firda setibanya di rumah ira kami makan kue dan plg kembali ke kolaka, rasanya kami telah puas krna telah memenuhi janji kami,,

Di perjln plg kami kedinginan dan kecepatan mtr kami perlambat rifky si pembalap lorong melaju dengan cepat di dpn kami, kami yang kedinginan terpaksa harus mengikut diblkan mobil truk agar kami bias merasa hangat, setelah merasa hangat kami melambung mobil truk itu dan melaju dengan cepat rifky sudah tak dapat kami kejar lagi..

Tibanya di 20 km kami mulai kehabisan bensin sedangkan rifky sudah ada di depan kami.
 sya dan anjas berdoa agar kami bisa menemui penjual bensin  dan doa kami pun terkabulkan tak lama kemudian kami bertemu dengan penjual bensin di sebuah tikungan, dengan rasa legah karna tidak jadi mendorong motor sejauh 20 km kami pun menarik nafas yang panjang ……..

pergelangan tanganku saat itu sangat sakit namun mlm semakin larut kami tak bias berlama” untuk istrahat, setibanya kami di rumahnya anjas, anjas ragu untuk masuk kerumahnya di karnakan takut di marahi org tuanya namun pirasaatnya salah.

Kebalikan dengan saya yang mengganggap tidak kena marah ternyata tiba di rumah sudah mendapatkan arahan dari org tua..
Krna kecapean sya langsung terkapar di tempat tidur……….

Kamis, 24 November 2011

Cerdas dengan yang manis-manis

Gula atau pemanis makanan kini sering dituding sebagai penyebab timbulnya sejumlah masalah kesehatan, seperti kerusakan gigi, kegemukan, diabetes melitus, penyakit jantung, gangguan perilaku anak (hiperaktif), dan masih banyak lagi. Makanan bergula juga sering disebut bergizi nol karena hanya menyumbang kalori bagi tubuh, tanpa ada zat gizi lain.
Benarkah efek dari konsumsi gula seburuk itu? Mengonsumsi banyak makanan bergula tanpa mengurangi takaran makanan lain tentu akan mendongkrak asupan kalori ke dalam tubuh. Kelebihan kalori ini akan disimpan sebagai timbunan lemak dan membuat kita gemuk atau obesitas. Jika sudah di tahap itu, kita pun kian dekat dengan berbagai masalah yang tadi disebutkan.
Sebelumnya kita mesti paham, yang dimaksud dengan gula di sini tidak merujuk pada sumber alami, seperti buah dan sayur, tetapi lebih pada gula pasir, sirop, atau madu yang ditambahkan pada makanan dan minuman, seperti permen, cokelat, biskuit, kue, soft drink, dan sejenisnya, yang sering dikonsumsi sebagai makanan selingan.
Anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kadar gula yang boleh ditambahkan dalam makanan dan minuman maksimal 10 persen dari total kalori per hari. Atau, sederhananya 3-12 sendok teh, dengan catatan 1 sendok teh sama dengan 4 gram gula pasir (1 gram akan menghasilkan 4 kalori). Apabila asupan kalori total per hari adalah 1.600 kalori, kita boleh menambahkan gula tidak lebih dari 3 sendok teh. Adapun yang kebutuhan hariannya 1.800 kalori dapat menambahkan 5 sendok teh gula, dan seterusnya.
Maka itu, mari jaga asupan gula dari makanan dan minuman sehari-hari. Ubah kebiasaan-kebiasaan berikut.
1. Minum teh manis setiap pagi dan sore
Banyak orang minum teh dengan menambahkan 2-3 sendok teh gula pasir (9 gr) atau kira-kira 36 kalori. Jika minumnya pagi dan sore, berarti jumlah kalori yang masuk sebanyak 72. Itu baru dari teh saja. Sebaiknya: Coba minum teh tanpa menambahkan gula. Pertama mungkin terasa pahit, tetapi kita jadi dapat merasakan kenikmatan daun teh alami tanpa terganggu rasa manis dari gula.
2. Minum kopi dengan tambahan berbagai pemanis
Perpaduan rasa pahit kopi dan pemanis justru menambah cita rasanya. Namun, kadang kita kebablasan dan menambahkan lebih dari satu jenis pemanis. Misalnya, sudah ditambah gula, lalu ditambah lagi dengan madu, karamel, vanila, atau whipped cream. Tentu saja jumlah kalori dalam segelas kopi melonjak tajam. Sebaiknya: Batasi tambahan pemanis pada secangkir kopi. Satu sendok makan (15 gr) saja sudah menyumbang 60 kalori bagi tubuh kita.
3. Sarapan roti satu tangkup, plus mentega dan selai cokelat
Kita patut mewaspadai selai yang satu ini karena tambahan gula untuk menetralisasi rasa pahit cokelat cukup banyak. Jika dioleskan sekitar satu sendok makan (lebih kurang 15 gr) bersama mentega (kira-kira 10 gr), jumlah kalori yang masuk mencapai 130 kalori. Ini belum termasuk yang dari roti. Sebaiknya: Ganti olesan selai cokelat dengan potongan buah segar.
4. Minum es sirop saat makan siang atau malam
Saat makan siang atau malam di restoran, kita kerap tergoda untuk memilih minuman dengan warna-warna cerah yang terlihat di menu. Minuman berwarna-warni itu menampilkan kesan nikmat dan menyegarkan. Padahal, kalau dihitung-hitung, setiap gelas bisa mengandung kira-kira 65 kalori. Sebaiknya: Kalau memang ingin minuman yang menyegarkan, pilih jus buah segar tanpa tambahan gula.
5. Menambahkan gula pada saat memasak makanan
Sebenarnya wajar saja apabila kita menggunakan gula pasir untuk menambah rasa agar makanan kian lezat. Namun, kadang tanpa disadari jumlahnya terlalu banyak. Padahal, kita masih mendapat pasokan gula dari camilan dan minuman lain yang kita konsumsi. Sebaiknya: Kurangi tambahan gula pasir hingga 50 persen. Ganti dengan pemanis alami, seperti kayu manis, jahe, atau pala. Bisa juga dengan menambahkan buah segar atau buah kering.
Narasumber: Dr dr Saptawati Bardosono, MSc; Ketua Program Studi Doktor Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; dan Pengurus Pusat Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia